Psikologi Pendidikan: Belajar
Belajar
Pembelajaran adalah pengaruh yang relatif permanen atas perilaku, pengetahuan, dan
keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman. akan tetapi, Tidak semua yang kita
tahu itu diperoleh melalui proses pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yaitu behavioral,
Behaviorisme adalah pandangan yang meyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan
melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Menurut kaum
behavioris, prilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan dan bisa dilihat
secara langsung. Proses mental didefinisikan oleh psikologi sebagai pikiran,
perasaan, dan motif yang kita alami namun tidak bisa di lihat oleh orang lain.
Menurut behavioris, pemikiran, perasaan, dan motif ini bukan subjek yang tepat
untuk ilmu perilaku sebab semuanya itu tidak bisa diobservasi secara langsung.
Dan pembelajaran asosiatif yaitu pembelajaran bahwa dua kejadian saling
terkait.
Pendekatan
Behavioral untuk pembelajaran
1. Pengkondisian Klasik
Merupakan bentuk pembelajaran asosiatif
dimana stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna dan
menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan respons yang sama.
Cara kerja pengondisian klasik
a. Unconditioned Stimulus (US)
adalah sebuah setimus yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa ada
pembelajaran terlebih dahulu.
b. Unonditioned response (UR)
adalah respons yang tidak di pelajari yang seccara otomatis dihasilkan oleh US.
Dalam eksperimen Pavlov, air liur anjing yang merespons makanan adalah UR
c. Conditioned stimulus (CS)
adalah stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan conditioned
response setelah diasosiasikan dengan US.
d. Conditioned response (CR)
adalah respons yang dipelajari, yakni respons terhadap stimulus yang
terkondisikan yang muncul setelah terjadi pasangan US-CS.
Desensitisasi sistematis
Metode yang didasarkan pada pengondisian klasik
yang di maksudkan untuk megurangi kecemasan dengan cara membuat individu
mengasosiasikan relaksasi dengan visualisasi situasi yang menimbulkan kecemasan
2. Pengkondisian Operan
Juga dinamakan “pengkondisian instrumental”
adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi dari prilaku menghasilkan
perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi.
Hukum efek Thorndike
Hukum efek ( law effect) Thorndike menyatakan
bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan bahwa
perilaku yang di ikuti hasil negatif akan diperlemah.
Pengkondisian Operan Skinner.
Pengkondisian operan, dimana konsekuensi
perilaku akan menyebabkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan
terjadi, merupakan inti dari behaviorisme skinner.
Penguatan dan hukuman
Penguatan ( imbalan ) (reinforcement) adalah
konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi.
Hukuman (Punishment) adlah konsekuensi yang
menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Penguatan Positif
Penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).
Penguatan Negatif
Penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi
respons meningkat karena diiktuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (
tidak menyenangkan ).
Analisis Perilaku Terapan
Dalam Pendidikan
Analisisi Perilaku terapan merupakan penerapan
prinsip pegkondisian operan untuk megubah prilaku manusia.
Meningkatkan prilaku yang
diharapkan
a. memilih penguat efektif
Penguat yang sering dipakai guru adalah
aktivitas.Prinsip Premack yang ditemukan oleh david premack , menyatakan bahwa
aktivitas berprobabilitas tinggi dapat berfungsi sebagai penguata aktivitas
probabilitas rendah.
b. Menjadikan penguat Kontingen
dan tepat waktu
c. memilih Jadwal
penguatan Terbaik
Merupakan jadwal penguatan parsial yang
menentukan kapan suatu respons akan diperkuat.
d. menggunakan perjanjian
e. menggunakan penguatan negatif
secara efektif
f. menggunakan Prompt dan
shaping
Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau
isyarat tambahan yang diberikan sebelum suatu respons dan meningkatkan
kemungkinan respons itu akan terjadi. Sedangkan shaping adalah mengajari
prilaku baru dengan memperkuat prilaku yang mendekati perilaku sasaran.
Mengurangi Perilaku yang
tidak diharapkan
a. Menggunaka penguatan
diferensial
b. Menghentikan penguatan
(pelenyapan)
c. Menghentikan stimulus yang
diinginkan
d. Memberikan stimulus yang
tidak di sukai (hukuman )
Teori Kognitif Sosial Bandura
Teori kognitif sosial merupakan teori bandura
yang menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif dan juga faktor prilaku,
memainkan peran penting dalam pembelajaran. Self-efficacy adalah keyakinan
bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hasil positif.
Pembelajaran Observasional
Juga dinamakan imitasi atau modeling adalah
pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku
orang lain.
Pendekatan Prilaku Kognitif
dan Regulasi Diri.
Pendekatan prilaku kognitif mengubah prilaku
dengan menyuruh orang untuk memonitor, mengelola, dan mengatur prilaku mereka
sendiri, bukan dipengaruhi melalui faktor eksternal.
a. Metode instruksi diri :
teknik perilaku kognitif yang ditujukan untuk mengajari individu memodifikasi
prilaku mereka sendiri.
b. Pembelajaran regulasi diri :
memunculkan dan memonitor sendiri pikiran, perasaan dan perilaku untuk mencapai
suatu tujuan.
PENDEKATAN
PEMROSESAN INFORMASI
Pendekatan pemrosesan informasi merupakan
pendekata kognitif di mana anak mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun
strategi berkenaan dengan informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adlah
proses memori dan cara berfikir.
Pandangan Siegler
Robert Siegler mendeskripsikan 3 karekteristik
utama dari pendekatan memproseskan informasi : Proses berfikir, mekasnisme
pengubah, dan modifikasi pemikiran. Siegler percaya bahwa pikiran adalah
sesuatu yang sangat feksibel, yang menyebabkan individu bisa beradaptasi dan
menyusaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan,tugas dan tujuan.
Mekanisme pengubah, ada empat mekanisme yang
bekerjasama menciptakan perubahan dalam keterampilan kognitif anak : encoding
(penyandian) , otomatisasi, konstruksi strategi dan generalisasi. Encoding
adalah proses memasukan informasi ke dalam memori. Istilah otomatisitas adalah
kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit atau tanpa usaha. Mekanisme
yang ketiga adlah konstruksi strategi yaitu penemuan prosedur baru yang
memproses informasi. Modifikasi diri, mereka menggunakan pengetahuan dan
strategi yang telah mereka pelajari untuk menyusaikan respons pada situasi
pembelajaran yang baru.
Memori
Memori atau ingatan adalah retensi informasi.
Encoding adalah proses memasukan informasi ke dalam memori. Penyimpanan
(storage) adalah retensi informasi dari waktu ke waktu. Pengembalian kembali
(retrieval) adalah mengambil informasi dari simpanan memori. Pengulangan
(rehearsal) adalah repetisi informasi dari waktu ke waktu agr informasi lebih
lama di dalam memori. Memori deklaratif adalah rekloresi atau pengingatan
kembali informasi secara sadar, seperti fakta spesifik atau kejadian,yang dapat
di kombinasikan secara verbal. Memori prosedural adalah pengetahuan non
deklaratif dalam bentuk keterampilan dan operasi kognitif. Memori prosedural
tidak dapat secara sadar diingat kmbali, setiknya dalam bentuk fakta atau
kejadian spesifik. Memori episodik adalah retensi informasi tentang dimna dan
kapan terjadinya suatu peristiwa dalam hidup.memori semantik adalah pengetahuan
umum murid tentang dunia. Teori jaringan adalah teori yang
mendeskripsikan bagaimana informasi di memori diorganisir dan dihubungkan.
Teori ini memerhatikan titik-titik simpul (nodes) dalam jaringan memori. Teori
skema adalah teori yang menyatakan bahwa ketika kita merekonstruksi informasi,
kita menyusaikanya dengan informasi yang sudah ada di benak kita. Skema adalah
informasi –konsep, pengetahuan, informasi tentang kejadian – yang sudah eksis
dalam pikiran seseorang. Efek posisi serial adalah prinsip yang
menyatakan bahwa orang yang lebih mudah mengingat item yang ada di awal dan
akhir dari suatu daftar ketimbang item yang ada di tengah. Cue-dependent
forgetting merupakan kegagalan dalam mengambil kembali informasi karena
kurangnya petunjuk pengambilan yang efektif.
Keahlian
Kemampuan kita untuk mengingat informasi baru
tentang suatu subjek akan tergantung kepada apa yang telah kita ketahui
tentangnya.
Keahlian dan pembelajaran
a. Pola organisasi yang bermakna
b. Organisasi dan kedalaman
pengetahuan
c. Pengambilan cepat
d. Keahlian adaptasi
e. Strategi
f. Menyebarkan dan
mengonsolidasikan pembelajaran
g. Mengajukan pertanyaan untuk
diri sendiri
h. Mencatat dengan baik
i. Menggunakan sistem studi
Memperoleh keahlian
a. Latihan dan motivasi
b. Bakat
Keahlian dan pengajaran
Metakognisi
Perubahan developmental
Model pemrosesan informasi
yang baik
Strategi dan regulasi
metakognitif
PROSES KOGNITIF KOMPLEKS
Tujuan pengajaran : membantu murid memahami
konsep utama dalam suatu subjek bukan hanya sekedar mengingat fakta yang
terpisah.
Pemahaman Konseptual
Konsep adalah kategori – kategori yang
mengkelompokan objek, kejadian dan karekteristik berdasarkan properti umum.
Mempromosikan Pembentukan
Konsep
a. Mempelajari ciri – ciri
konsep
b. Mendefenisikan konsep dan
memberikan contoh
c. Peta konsep
Presentasi visual dari koneksi konsep dan
organisasi hierarkis konsep.
d. Menguji hipotesis
e. Penyesuaian prototipe
Proses dimana individu memutuskan apakah suatu
item termasuk anggota dari suatu kategori dengan membandingkanya denagn item
yang paling khas dari katagori itu.
Berpikir
Memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi
informasi dalam memori. Ini sering kali di lakukan untuk membentuk konsep,
bernalar dan berfikir secara kritis, membuat keputusan, berfikir kreatif dan
memecahkan masalah.
Penalaran
a. Penalaran induktif
Penalaran dari hal – hal spesifik ke umum.
Penalran induktif adalah dasar untuk analogi. Analogi adalah hubungan
(korespondensi) kemiripan dalam beberapa hal di antara hal – hal yang berbeda.
b. Penalaran deduktif
Penalaran dari umum ke spesifik
Pemikiran Kritis
Adalah pemikiran reflektif dan produktif dan
melibatkan evaluasi bukti
Pembuat Keputusan
Adalah pemikiran dimana individu mengevaluasi
berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan tersebut.
a. Bias konfirmasi
Kecendrungan untuk mencari dan menggunakan informasi
yang lebih mendukung ide kita ketimbang yang bertentangan dengan ide kita
b. Kekerasan kenyakinan
Tendensi untuk mempertahankan keyakinan di
hadapan bukti yang bertentangan. Orang kesulitan dalam meninggalkan satu ide
atau strategi setelah mereka menganutnya.
c. Bias kepercayaan diri
berlebihan
Kecenderungan untuk lebih percaya diri dalam
menilai dan membuat keputusan berdasarkan kemungkinan atau pengalaman masa
lalu.
d. Bias Hindsight
Tendensi kita untuk memalsukan laporan, setelah
fakta terjadi, bahwa kita perna memprediksi secara akurat suatu kejadian.
e. Ketersedian Heuristik
Heuristik adalah Stragi atau kaidah praktis yng
dapat menunjukan suatu solusi masalah tetapi tidak bisa dipastikan
keberhasilanya. Ketersedian Heuristik adalh prediksi tentang probabilitas suatu
kejadian berdasarkan frekuensi terjadinya peristiwa itu di masa lalu.
f. Keterwakilan Heuristik
Pembuatan keputusan yang salah berdasarkan pada
seberapa baik sesuatu itu cook dengan prototipe yakni, contoh yang paling umum
atau representatif bukan berdasarkan relefasinya pada situasi tertentu.
Pemikiran Kreatif
Kreative adalah kemampuan berfikir sesuatu
dengan cara baru dan tidak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu
problem. Dan Pemikiran konvergen adalah pemikiran yng bertujuan menghasilkan
satu jawaban benar dan merupakan karakteristik dari jenis pemikiran yang
dibutuhkan pada tes kecerdasan konversional.
a. Mengembangkan Brainstorming
b. Menyediakan Lingkungan yang
memicu Kreativitas
c. Jangan Terlalu mengatur Murid
d. Mendorong Motivasi Internal
e. Mendorong Pemikiran yang
Fleksibel dan main – main
f. Memperkenalkan murid dengan
orang – orang kreatif
· Pemecahan Problem.
Pemecahan problem adalah mencari cara yang
tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Langkah – langkah dalam pemecahan problem
1. Mencari dan memahami problem
2. Menyusun strategi pemecahan
problem yang baik.
3. Mengeksploral solusi
4. Memikirkan dan mendifikasikan
kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu.
Transfer
Transfer adalah mengaplikasikan pengalaman dan
pengetahuan yang dimilikinya untuk mempelajari atau memecahkan problem dalam
situasi baru.
Tipe – Tipe Transfer
a. Transfer dekat atau jauh
Transfer
pembelajaran ke situasi yang sama dengan situasi dimana pembelajaran sebelumnya
terjadi. Transfer jauh .adalah transfer pembelajaran ke situasi yang sangat
berbeda dari situasi pembelajaran sebelumnya.
b. Transfer jalur rendah dan
jalur tinggi
Transfer
pembelajaran kesituasi yang yang terjadi secara otomatis dan sering terjadi
secara tidak sadar. Transfer jalur tinggi adalah transfer yang dilakukan dengan
banyak usha dan cara yang sabar.
c. Transfer menjangkau kedepan
dan Belakang
Transfer
menjangkau kedepan adalah transfer pembelajaran yang melibatkan pemikiran
tentang cara mengaplikasikan apa yang telah dipelajari kesituasi baru dimasa
depan. Sedangkan transfer menjangkau belakang adalah transfer pembelajaran
dimana seseorang melihat ke situasi sebelumnya (situasi “lama”) untuk mencari
informasi yang akan membantu mereka memecahkan problem dalam konteks baru.
Komentar
Posting Komentar